Pangeran Majapahit Pendiri Blambangan (2 dari 3 tulisan)
M Hidayat Aji Wirabhumi (dipublikasikan pada Selasa, 30 Juni 2020 08:37 WIB)
- Esai
Dalam cerita rakyat, kita akan mendapati adanya 117 orang nama tokoh yang disebut-sebut sebagai keturunan langsung dari Raja terakhir Majapahit, dimana raja yang dimaksud selalu adalah Brawijaya atau terkadang disebut Brawijaya V. Jika kita anggap nama-nama itu hanya tokoh dongeng juga, maka habis perkara. Selesai. Namun berbeda lagi jika kita menganggap nama-nama itu adalah tokoh nyata. Atau setidaknya, sebagian dari nama-nama tersebut benar-benar adalah tokoh nyata.
Menurut dugaan sementara penulis, ke-117 orang putera-puteri Brawijaya V itu sebenarnya adalah nama-nama dari keturunan para raja Majapahit (lebih dari satu raja). Di antara mereka adalah anak nomor 10 yaitu; Raden Jaka Sujalma (Adipati Suralegawa di Balambangan). Nama ini perlu kami sebut karena dalam Sorosilah Agung Pangeran Arya Gajah Binarong juga terdapat nama Dyah Suralegawa, pangeran dari Majapahit yang menjadi patih di Kadipaten Balumbung sekaligus menantu Adipati Balumbung, Menak Sopal/Raden Siung Laut (1461-1479).
***
Bagian awal Babad Sembar dua kali menyebut nama Balangbangan. Yang pertama dalam kalimat; “Dadhawakan manjing alas munggah ardi tkeng wana Blangbangan.” Dan yang kedua dalam kalimat; “…Kang sepuh sinung paparab Emas Sembar ring Blangbangan jeneng Aji Nyakrawati kang wetan.”
Padahal dalam kalimat pertama itu, Lembu Mirudha atau putranya, belum mendirikan kerajaan bernama Balambangan. Namun mengapa nama Balambangan sudah ada? Hal ini menunjukkan bahwa saat itu (1478M) sudah ada daerah yang bernama Balambangan ini. Atau mungkin cikal-bakalnya, yaitu Kadipaten Balumbung (Negarakretagama).
Menurut Suluk Balumbung, pada masa pemerintahan Maharaja Singhawikramawardhana Dyah Suraprabhawa (1466-1478) itu di Kadipaten Balumbung yang berkuasa adalah adipati Balumbung ke-V, Menak Sopal (1461-1479). Adipati Menak Sopal ini tercatat pula dalam Babad Notodiningratan sebagai penguasa ter-awal dalam sejarah Balambangan. Dan dalam cerita rakyat di Banyuwangi, Menak Sopal ini memiliki seorang putri bernama Dewi Sedhahmerah.
Jika kita tarik garis kesimpulan;
1. Pararaton: Raja Majapahit terakhir, Bhre Pandansalas atau Dyah Suraprabhawa dikudeta keempat keponakannya tahun 1478.
2. Babad Sembar: Lembu Mirudha putra Brawijaya/ Dyah Suraprabhawa minggat ke Pringgabaya kemudian bertapa di Watu Putih di hutan Balambangan meminta kepada Tuhan agar putranya Mas Sembar dapat Nyakrawati di Ujung Timur Jawa.
3. Babad Notodiningratan: Menak Sopal adalah adipati pertama di Balambangan (Ujung Timur Jawa).
4. Cerita Rakyat I: Menak Sopal memiliki putri bernama Dewi Sedhahmerah.
5. Sorosilah Agung Pangeran Arya Gajah Binarong: ada Pangeran Majapahit yang menjadi menantu Menak Sopal.
6. Cerita Rakyat II: Ada 117 anak Brawijaya, di antaranya adalah Raden Jaka Sujalma yang menjadi Adipati Suralegawa di Balambangan.
Maka kesimpulannya; Putra Brawijaya/Sri Adi Suraprabhawa meninggalkan Majapahit ketika terjadi huru-hara tahun 1478M ke Pringgabaya. Sebagai ‘Bangsawan’ yang ‘Minggat’ dari istana, dia kemudian dikenal dengan nama Pangeran Lembu Mirudha. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Watu Putih di hutan wilayah Balambangan untuk berdoa agar anak laki-lakinya dapat menjadi raja dan menurunkan raja-raja di Ujung Timur Jawa.
Babad Sembar menyebutkan bahwa Lembu Mirudha memiliki anak bernama Mas Sembar di Balambangan. Penguasa Balumbung (pra-Balambangan) saat itu, Menak Sopal memiliki seorang anak perempuan bernama Dewi Sedhahmerah. Kemungkinan dia dinikahi oleh Pangeran Mas Sembar putra Lembu Mirudha. Setelah itu Pangeran Majapaht tersebut menggantikan mertuanya menjadi Adipati Balambangan bergelar Adipati Suralegawa.
Maka benarlah bahwa Mas Sembar menjadi raja dan menurunkan raja-raja di Ujung Timur Jawa sebagaimana doa Lembu Mirudha.
Dari pernikahannya dengan Dewi Sedhahmerah, Mas Sembar dikaruniai anak bernama Bima Koncar dan seterusnya yang kemudian menjadi raja Balambangan merdeka dan menurunkan raja-raja di Ujung Timur Jawa.
Redaktur menerima berbagai tulisan, kirimkan tulisan anda dengan mendaftar sebagai kontributor di sini. Mari ikut membangun basa Using dan Belambangan.
Sumber : Babad Sembar, Pararaton, Babad Tawangalun, Serat Centhini, Naskah Bujanggamanik, dll
Editor: Hani Z. Noor
