Partikel TAH dalam Bahasa Using

Antariksawan Jusuf (dipublikasikan pada Rabu, 27 Oktober 2021 07:03 WIB)
- Kolom Bahasa Using



Kata /tah/ dalam kamus Bahasa Daerah Using-Indonesia (DKB, 2002) yang disusun oleh almarhum pak Hasan Ali ditulis begini: tah merupakan partikel yang dipakai untuk menekankan kata yang di depannya, yang mengandung arti suruhan atau pertanyaan.
Contoh Kalimat:
Suruhan: Sira ngombea obattah makene gelis waras (Kamu minum obatlah agar segera sembuh).
Pertanyaan: Sira wis mangantah? (Kamu sudah makankah?)

Kata /tah/ tersebut, dalam buku yang lain dari pak Hasan Ali berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Using (Cara Menulis Dan Membaca Bahasa Using) (DKB, 2006) diterangkan sebagai partikel dan ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
   Mengapa ditulis serangkai? Tah di sini merupakan enklitika, yaitu klitik yang terletak di belakang kata dasar. Seperti halnya penulisan kata keterangan milik: -isun/-nisun, -rika/-nrika dan lain-lain.
   Apa itu Klitika? Buku pak Hasan yang lain lagi Tata Bahasa Baku Bahasa Using (Pemda Banyuwangi, 2006), menerangkan klitika adalah bentuk terikat yang secara fonologis tidak beraksen atau tidak punya tekanan sendiri dan karena itu selalu harus bersandar kepada bentuk lain yang beraksen. Klitika bisa berupa Proklitika yang posisinya berada di depan sebuah kata, misalnya dalam bahasa Indonesia /ku-/ kutulis. Bisa juga posisi klitik berada di belakang yg disebut enklitika.
   Dalam fungsinya sebagai pertanyaan, /tah/ merupakan elemen yang sangat penting dalam bahasa Using. Saat membentuk pertanyaan yang mengharapkan jawaban 'ya atau tidak' (pertanyaan tertutup), bahasa Using tidak menggunakan /apa/ seperti bahasa Jawa atau bahasa Indonesia. Tah dalam Bahasa Using memastikan sebuah kalimat pernyataan yang kemudian berubah menjadi kalimat pertanyaan.

(Bahasa Indonesia) Apa yang bercat kuning itu rumahnya?
(Bahasa Jawa) Apa sing cet putih kuwi omahe?

Perhatikan, Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, mempunyai kata tanya /apa/ yang setara dengan kata /paran/ dalam bahasa Using. Tetapi kata /paran/ tidak digunakan sebagai kata tanya.

Paran hang dicet putih iku umahe? * (kalimat yang salah)

Dalam membentuk kalimat tanya, bahasa Using menggunakan /tah/ di ujung kalimat pernyataan. Jadi bentuk kalimat tanya di atas dalam bahasa Using menjadi:

Dari pernyataan: Yang bercat putih itu rumahnya (Hang cet putih iku umahe), menjadi Apakah yang bercat putih itu rumahnya?
(Hang cet putih iku umahetah?) 

Fungsi tah yang lain
Dalam bahasa Using, ternyata ada fungsi lain yang belum dicatat dalam kamus pak Hasan, yaitu /tah/ yang bermakna dalam bahasa Indonesia 'atau' yang menyodorkan sebuah pilihan.
Tah yang terakhir ini saya pikir adalah sebuah kata tersendiri yang bisa berdiri sendiri, bukan partikel dan bukan klitika.
Contoh:
Sira njuwut hang abang tah hang putih?
(Kamu mengambil yang merah atau yang putih?)

Tekaa dina Senin bain tah dina Selasa, sak enak rika wis.
(Datanglah hari Senin saja atau hari Selasa, senyamanmu sajalah).

Jadi, ke depan perlu ada penambahan arti berkaitan dengan fungsi kata /tah/ ini dalam penyempurnaan kamus Bahasa Daerah Using-Indonesia.

Redaktur menerima berbagai tulisan, kirimkan tulisan anda dengan mendaftar sebagai kontributor di sini. Mari ikut membangun basa Using dan Belambangan.


Editor: Antariksawan Jusuf