Anggitane: Antariksawan Jusuf
(Minggu, 08 Oktober 2023 12:03 WIB)

Puisi: Perjalanan Kita Sudah Sangat Jauh Dik


Ater-Ater: Hing kaya biyasahe, belambangan.com ngetokaken puisi basa Indonesia. Puisi iki tulisane Pak Sumono Abdul Hamid, wong Rogojampi hang wis manggon ring Jakarta, kanggo mengeti 50 taun dina kemantene, setemene taun 2020 kepungkur. Taping buru metu taun iki merga ana pageblug.

Perjalanan Kita Sudah Sangat Jauh Dik


Kalimat yang selalu kubisikan sebelum tidur 
Dan ketika kita menapaki matahari cinta selama 45 tahun...
Semakin benderang tempat awal kita bertemu

Perjalanan kita sudah sangat jauh Dik

Ketika matahari sudah mulai menukik 
Dan sinar merah membara di ufuk Barat
Jantungku bergerak kencang 
Kulihat gadis jelita menyiram kembang.
Membimbing dua adiknya.
Terbayang di hatiku, akupun harus membimbing dua adikku.
Pesonamu tak pernah lekang di hatiku.
Lalu kutulis surat pertama kepadamu
dengan nama kecilku.
Dan kisah cinta sembilan tahun terjadi.
Surat menyurat satu koper Echolax.
Dari kertas buku tulis sampai kertas merah muda yang harum baunya.

Perjalanan kita sudah sangat jauh Dik

Aku tak pernah mampu melupakan tanah itu
Tanah yang menyemai cinta kita.
Lalu kurancang kenangan indah di sana.
Mengenang 50 tahun  Perkawinan Emas kita
Kubangun monumen indah 
Kutanam 50 pohon Cemara di pantai Cemara.
Mengenang kisah Sri Tanjung Sidapeksa. 
Tanpa diduga Covid 19 melanda dunia.
Danapun kualihkan membangun tempat ibadah.
Dan covidpun tidak pernah mereda 
Sekali lagi danapun kualihkan ke tempat ibadah.

Perjalanan kita sudah sangat jauh Dik


Penanda itu harus ada. 
Karena aku tak pandai menulis kata 
Yang membuatmu berlinang air mata.
Kita mulai perjalanan ini hanya dengan cinta.
Tidak punya pekerjaan, sementara depositoku tersandera. 
Hilang tanpa jejak di Bank Kosgoro....dan Bank Agung Yogyakarta.
Sawahku terserang wereng muspra tanpa sisa.
Setiap sore saya pulang ke rumah dengan hampa.
Sedang bayi di kandungan semakin besar saja.
Tidak ada jalan mundur.
Maka kamu lepas semua cincin gelang dan kalung yang ada.
Dijadikan biaya untuk meraih sarjana
Penanda bahwa perkawinan kita tidak menjadi hambatan meraih cita cita.
Kutinggalan bayi mungil yang setiap malam meronta-ronta
Dan abuya menyusuri jalan Ciliwung, menapak ke jalan raya dan kembali ke barat.
Sampai seorang menegurnya "Sudah malam Ami Said".
Abuya hanya tersenyum dan mendekap bayi yang sudah tidur nyenyak.

Perjalanan kita sudah sangat jauh Dik

Anak-anak dan cucu mulai membuat ceritanya 
Seperti yang selalu aku imajinasikan menjelang tidur.
Ketika kita hanya berdua.
Sebentar-sebentar terdengar dering telepon dari belahan bumi yang jauh di sana.
Anak-anak dan cucu kita menceritakan kondisi musim.
Dan sambil meminta kiriman makanan masakan uti.
Maka mari kita abadikan imaji manis ini
Kita buat warung yang mengabadikan masakan Tanah Jawa pucuk wetan.
Ya Rabb hamba mohon berkah PADUKA..

Redaktur menerima berbagai tulisan, kirimkan tulisan anda dengan mendaftar sebagai kontributor di sini. Mari ikut membangun basa Using dan Belambangan.