Apa Kata Mereka Tentang Buku Angklung Tabung Musik Blambangan

Antariksawan Jusuf (dipublikasikan pada Rabu, 24 Maret 2021 07:09 WIB)
- Opini



Paguyuban Sengker Kuwung Belambangan (SKB) berencana meluncurkan buku berbahasa Indonesia: Angklung, Tabung Musik Blambangan.

Peluncuran pertama akan dihadiri oleh kalangan terbatas di Rumah Budaya Kebo-Keboan Alasmalang tanggal 10 April mendatang karena pandemi masih mengintai. Direncanakan peluncuran utamanya akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus mendatang.

Buku ini ditulis oleh sahabat SKB, Elvin Hendrata, bankir yang banyak memberi perhatian terhadap tanah kelahirannya, utamanya tentang musik.

Lantas seperti apa kira-kira isi bukunya? Berikut kami sampaikan komentar dari berbagai tokoh yang sudah membaca isi buku tersebut.

Prof. DR. I Wayan Dibia, SST., MA.

Buku Angklung Tabung Musik Blambangan, karya Elvin Hendratha, adalah hasil studi musik tradisional Banyuwangi yang patut diapresiasi bukan saja oleh pencinta musik Nusantara melainkan juga oleh para etnomusikolog. Buku ini secara komprehensif, mendetail, dan akademik, menawarkan banyak informasi serta cara pandang baru tentang musik angklung Banyuwangi yang belum banyak diungkap oleh penulis sebelumnya. Membahas musik tradisional secara diakronik dan sinkronik, buku ini menyajikan proses akulturasi budaya yang Banyuwangi-Bali yang terefleksi terutama dalam bentuk dan suasana musikal musik angklung Banyuwangi. Ada empat hal yang dapat diketengahkan terkait hal ini. Pertama, melihat bentuk alatnya sendiri, dengan bilah bambu berbentuk tabung, angklung ini mengingatkan kita dengan instrumen undir Jegog Jembrana dan gamelan rindik untuk Joged Bumbung di Bali. Kedua, teknik memainkan alat musik angklung ini, dengan cara dipukul dari pada digoyang, mengingatkan kita dengan teknik memainkan alat musik pada kedua gamelan Bali tersebut di atas. Ketiga, seperti dijelaskan penulisnya, slentem dan saron besi yang digunakan dalam ensembel ini diadopsi dari gamelan Bali Utara.  Akhirnya yang keempat, suasana musikal yang ceria dan hingar bingar lebih dekat ke ekspresi musik Bali dari pada musik Jawa.
   Apa yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari banyak hal baru yang ditawarkan Elvin dalam bukunya. Sungguh sayang jika buku ini tidak digunakan sebagai sumber bacaan terutama oleh mereka yang menggeluti musik-musik Nusantara. Selamat menikmati sajian musik angklung dari Banyuwangi. 

                                   * * *

Andang Subaharianto, Rektor Universitas 17 Agustus 1945, Banyuwangi


   Bila Anda pecinta musik, baik musik tradisi maupun moderen, bila Anda siswa/mahasiswa sekolah musik, bila Anda pengamat/peneliti budaya, terutama seni musik, atau, bila Anda adalah orang yang pernah ke Banyuwangi, berjalan-jalan dan bermalam di Banyuwangi, lalu hati Anda tertawan pada alunan bunyi alat musik angklung yang sering diperdengarkan di hotel-hotel, rumah makan, kafe-kafe, tempat-tempat wisata, dan tempat publik lain. Maka, Anda wajib membaca buku karya Elvin Hendrata ini.
    Buku ini memang ditulis oleh bankir. Tapi, jangan salah, buku ini bagaikan ditulis oleh etnomusikolog. Kaya data dan informasi, yang sejauh ini hanya “dilisankan”. Bahkan,  menjelaskan bahwa angklung Banyuwangi itu unik, dan banyak macamnya. Sistem nada dan notasinya sangat khas, kaya variasi, dan berbeda dengan angklung di luar daerah Banyuwangi. Buku ini adalah dokumen akademik penting dan langka. Tentang tradisi yang menjadi salah satu kekuatan Banyuwangi.
                                     * * *
Donny Fattah/komposer/musisi rock/ salah satu pendiri dan anggota band God Bless.

“Saya mengenal mas Elvin itu sudah cukup lama. Dan ketika ngobrol-ngobrol ternyata beliau itu tertarik dengan musik-kami (God Bless).  Terutama album ke-2 kami "CERMIN" yang kami luncurkan kira-kira tahun 1980an yang banyak "nyerempet" ke nada-nada kedaerahan (Bali/Jawa, dll) .  Dengan buku yang ditulis oleh mas Elvin ini, saya baru mengetahui  bahwa eksplorasi beliau terhadap musik-musik daerah itu besar sekali. Sehingga buku ini dapat dipakai "sebagai-acuan" yang berbobot. Bravo mas Elvin.
                                    * * *
Jalu Pratidina/komposer/musisi tradisional-kontemporer

Buku ini sangat bagus untuk pemerhati dan generasi muda yg berniat mempelajari kesenian budaya Nusantara, khususnya musik Angklung Banyuwangi. Dengan riset/observasi penulisnya yang detil, membuat kita seperti berjalan di lorong budaya yang menampilkan musik Angklung yang beragam di Banyuwangi.

                                        * * *

S Yadi K/budayawan/pelukis nasional dari Banyuwangi

“Sebagai perupa, saya memang awam terhadap musik Banyuwangi, meskipun saya adalah penggemar dan penikmat berbagai musik khas Banyuwangi. Buku ini tidak saja sangat berguna bagi generasi muda penerus dan pelestari kesenian Angklung Banyuwangi, tetapi bagi generasi tua seperti saya juga bisa dijadikan acuan dalam memahami Kesenian Angklung Banyuwangi. Dibanding buku-buku karya akademisi, buku ini bisa disejajarkan dan dijadikan pelengkap. Istimewanya, buku ini ditulis dari putra daerah yang senang musik, serta dibiayai sendiri sebagai wujud kecintaan terhadap tanah kelahiran."
 

Redaktur menerima berbagai tulisan, kirimkan tulisan anda dengan mendaftar sebagai kontributor di sini. Mari ikut membangun basa Using dan Belambangan.


Editor: Antariksawan Jusuf